Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Found the Real Vietnam in Hue

Jam lima pagi hari berikutnya, sampailah kami di Stasiun Hue. Masih dalam kondisi tidur nyenyak karena lelah, tiba- tiba kaget diteriakin! "!@$%^&!!" Pokoknya aku tau kalau disuruh turun. Buru- buru kami turun dan lari cari tempat berteduh karena hujan deras. Biasanya kalau lagi hujan aku reflek meluk kameraku.. Tapi.. Lho, kok ga ada? "JEES!!! KAMERAKU!!!" Aku baru sadar kameraku ketinggalan di bus. Plis deeh, baru aja tiga hari lalu kameraku ketinggalan di hostel Bangkok!!! Aku langsung nerobos hujan nyari busku! Ada ratusan bus di sana dan warnanya mirip- mirip. Gak keliatan jelas lagi gara- gara hujan deres! Mana rame dan semuanya gak bisa bahasa inggris!! Ternyata abis nge-drop kami busnya langsung pergi! Aaaaghhh! Frustrasi dan cuma bermodalkan bekas tiket lusuh, akhirnya ada sopir taksi baik yang kasih aku nomor hp bisnya. (baik tp kagak tulus maksa2 naik taksi dia) huff..Plis bro! Kemana aja belum tau, lu ribut taksi, mana kepikiran? Putus harapan

Tet Holiday - Tiket Habis, Terdampar di Pleiku

Karena merupakan bekas jajahan Cina, Vietnam menerima banyak pengaruh budaya Cina. Mulai dari makanan, hari raya, dan pakaian tradisional. Bahkan, bahasanyapun juga banyak yang mirip! Aku baru sadar setelah sampai di Stasiun Pleiku waktu mau beli tiket ke Hanoi kalau Vietnam udah memasuki masa perayaan TET HOLIDAY, yang tak lain adalah Tahun Baru Imlek!  Jadi bank, kantor pos, dll semua tutup selama dua minggu! YASS! DUA MINGGU! Jadi, di stasiun cuma ada dua gerai tiket yang buka! Cacadnya, mereka cuma jual tiket sisa dan harganya dua kali lipat! Lebih parahnya, cuma ada satu mbak yang bisa bahasa inggris. Ngomong sama diapun tetap menguras emosi. “Do you have two tickets to Hoi An?” “No! No! Full!” “To Hanoi?” “All full booked! Tet holiday!” “So which ticket that still available? We’ll buy it! But we’re not going to Hociminh!” “No no no...” (Gangerti, arrgh!!) Aku noleh ke Jesi, “Jes, ngapain dia buka kalau uda sold out ?” “Tau tuh,

Perbatasan LIMA MENIT! Kamboja- Laos ( Ratanakiri - Pleiku)

Pertamanya, aku pengen nyebrang lewat rute Phnom Penh - Ho Chi Minh, tapi males karena jauh dan musti ke selatan. Lagian kalau dipikir- pikir, aku gak pengen banget ke Phnom Penh dan Ho Chi Minh. Akhirnya, aku memutuskan langsung pergi ke daerah tengah Vietnam, terus naik ke Hanoi dengan rute. Siam Reap - Ratanakiri - Pleiku. Perbatasan ini dibuka belum lama, jadi agak deg- degan sih... Siam Reap - Ratanakiri - Pleiku.  Di Pub Street banyak, kok, jasa travel yang jual tiket kemanapun kamu mau pergi. Aku pesen tiket bus di sana juga seharga 33USD, katanya sih BUS VIP! Pas busnya dateng, aku sama Jeje cuma bisa melongo...MIRIP BUSPUN ENGGA! Lebih mirip travel bodol dengan 12 penumpang! Gila gak! Pas busnya jalan, ratusan kecoa keluar. Dari sela- sela kursi, jok mobil, dan lubang ac yang rusak itu. KECOA! Haduuuhhh!!!!! Gak cuma satu dua, lho! Anaknya kecil- kecil juga pada merambat di kaki dan tangan kami! Rasanya mau gila duduk di bus itu. Mana panas, bau, pengap, kotor l