Langsung ke konten utama

Bukan cacatmu, tetapi hatimu, Kat..

Semakin bertambahnya usia aku menemukan bahwa meskipun duniaku meluas, tapi lingkaran pertemanku menyempit. Aku menyadari bahwa orang yang tulus itu langka.
Lebih banyak orang yang cuma "ingin tahu"(kepo) tentang kita daripada yang bener2 peduli.
Terus, bedanya apa?
Orang kepo itu cuma pengen tau aja masalah lu, tapi ga ngebantuin, cuman berlagak simpati aja.
Peduli? Dia malah yg nanya lu ada masalah apa, terus sebisa mungkin bantuin lu cari solusi terbaik.
Yang jelas, orang peduli itu gak cuma omdo "omong doang"
Aku disini sepertinya terikat takdir sama seorang temen yang menderita gangguan bipolar/ depresi. Bagi yang pengen tau lebih tentang penyakit itu, silahkan googling sendiri.
Aku kenal dia waktu sok- sokan ke gereja mandarin dan ga ada yang bisa bahasa inggris, kecuali dia. Namanya Katrina, marga Huang (黃), 中英 (ZhongYing). Masih lekat diotakku kalimat pertama yang dia keluarkan..
"Hey my name is Katrina and I have bipolar disorder"
"What the f*ck is that?"
Jujur
Waktu itu aku sama sekali gak tau apa itu Bipolar Disorder. Jadi aku iya2in aja. Nah, ternyata dia itu unik banget. Tiap denger kotbah, dia selalu siap duduk disebelahku terus hujanin aku dengan vocab2 baru yang malah gak masuk otak karena kebanyakan. Terus dia bantuin aku belajar mandarin. Bagiku, dia lebih lihai dari guru mandarin di sekolah. Mungkin aja kalo dia cowo, jadi pacarku gitu, mandarinku sekarang udah level dewa! Inggrisku juga pasti tambah bagus karena dia lulusan s1 sastra Inggris! xD
Gak lama, kami mulai sering jalan, makan, dan piknik bareng. Dia sih yang selalu cari aku duluan, mungkin karena kesepian. Tiap ketemuan, kalo gak nangis, pasti komplain, ngomong hal2 negatif, termasuk keinginan bunuh diri, mengutuk hidup dan dunia ini. Jarang banget liat dia senyum. Pertama- tama aku tahan, tapi lama kelamaan gakkuat temenan sama dia. Tiap jalan bawaannya bete dan jadi ikutan stress. Mau menjauh juga kasian, dia gak punya temen. Akhirnya, karena gak tahan dengan gaya hidup di Taipei yang semuanya serba cepat, diapun pulkam ke Hualien (kira2 tiga jam naik kereta).
Aku lega banget.......
Selanjutnyaaaaa??????? Nantikan dipostingan berikutnya..

Komentar

  1. Halo Cynthia. Wah, temen kamu bipolar disorder? Kasihan sih sebenernya, temenku juga ada yang bipolar disorder (well, he claims himself as that, but not yet officially confirmed). I want to share with you about these people--who are having hard time dealing with life and themselves. Yes, we're troubled and we often feel that they're not giving much to us except their rants (lol). I have this dear friend of mine, he's my--our--highschool friend. He is now undergoing a therapy and he's going progress. He's having social anxiety, and all I can do when he's down is listen. Listen to his complex mind and give encouragement to him. A depressed people just want to be listened, and yeah, humble solutions. At first I was stressed too, but I'm getting used to this and keeping a company whenever he needs me to rants. Hahaha

    Btw, kelanjutannya gimana cyn? Kutunggu ya.
    -with love, DM-

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha..kelanjutannya?
      ya gitu deh kadang jadi menggila,,,super hepi ataupun super sedih..
      tp seengaknya udah ga kepengen mati kayak dulu xD

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mata Asing

Waktu kita berbaring di atas gemerlapnya pasir pantai malam itu , tiba- tiba kamu mengajukan pertanyaan yang selama ini masih terus kucari jawabannya; "Apa cita- citamu?" "Banyak", cuma itu saja jawabku, karena terlalu susah menjelaskan kalau aku punya segudang cita- cita gila. Misalnya, kerja di NatGeo, jadi penulis, bikin museum dongeng, tourguide , dsb. Singkatnya, banyak! Jujur, aku tidak tahu apa yang benar- benar pandai kukerjakan. Aku bahkan juga bingung kenapa aku belajar mandarin! Jadi, keinginan di atas sepertinya mustahil. Untuk beberapa saat, kita terdiam dalam keheningan sambil menatap lautan bintang yang sepertinya kurang cahaya, bersimpati pada jiwaku yang muram. Aku menoleh memandang matamu yang sedang mengangkasa, mencoba menerka apa yang kamu pikirkan. Mungkin cita- citamu, atau mantan yang baru mencampakkanmu bulan lalu. Setidaknya, sinar bulan puranama yang berpendar dikedua mata besar nan indah itu memberitahuku bahwa aku tak sendiri. Kita

Wawancara dengan Sarwendah Kusumawardhani :)

Pada kesempatan kali ini, saya dan teman saya berkesempatan mewawancarai Sarwendah Kusumawardhani, mantan pemain bulutangkis nasional yang kami temui di tempat pelatihannya di GOR SARWENDAH, Jalan Balai Rakyat. Berikut perbincangan kami. P : Selamat sore, tante. Boleh kami minta waktu sejenak untuk wawancara? J : Oh, iya. Silahkan. P : Sejak kapan tante mulai tertarik dengan dunia bulutangkis? J : Tante mulai tertarik main bulutangkis sejak umur 9 tahun. Kemudian tante mulai belajar diusia 10 tahun, dan mulai bersungguh- sungguh bermain waktu umur 15 tahun saat tante kelas 3 SMP. P : Apa yang membuat tante tertarik dengan dunia bulutangkis ? J : Tante kepengen kayak kakak tante. Dia juara bulutangkis, bahkan kakak sering dikirim keluar negeri dan ikut lomba bulu disana. Tante itu terinspirasi dari kakak. Selain itu kan, orang tua tante kan juga pemain bulutangkis. P : Oooh..Gitu ya. Apa orang tua mendukung tante ? J : Dukung ban

Promnight SMAK 7 BPK PENABUR 2013-2014, 16 Mei 2014

Ah gila! Gak kerasa SMA udah mau selesai (walopun hari ini belom tau sih lulus apa engga). Tiba- tiba udah prom aja. Nah, karena hari ini Jeje masih di Singapur, jadi iik gak nganter dan aku cari tebengan. Seperti biasa, ada dua kandidat, Geraldi dan Ryan. Tapi, berhubung aku deket sama Esther (yayangnya Aldi), jadilah Geraldi yang jadi korban. Hahahaha XP Sebenernya, promnya mulai jam 6. Tapi, namanya juga nebeng, aku ke salon nunggu Esther. Kata Esther sih, Geraldi bakal jemput dia jam 3 sore. Takut macet. Biasa... Jakarta gituloh.. -_- Jam setengah tiga aku udah sampe di My Salon dan Ester lagi didandanin. Eh, disitu aku juga ketemu sama beberapa temen SMAK 7 lainnya. Feli, Seli, & Meryl. Walah.. Pada nyalon disitu toh... Jam tiga Eteng udah selesai dandan, dan kalian tau berapa harganya?!!! 425 ribu! Aku sampe kaget! Lebih- lebih Esther. Padahal cuma rambut sama make up PAC doang. Wow~ Habis salonku buat wisuda cuma Rp 135.000 (make up sama rambut). Sekarang udah jam set