Aku bukan barbie dan tidak pandai berdandan. Aku gakbisa pake heels(apalagi diet xD), panjangin rambut sesiku(apalagi curly2 seksi) ataupun pake dress dan tas kecil kemana-mana karena menurutku itu rempong. but I promise you this. Aku bisa buat fotomu keliatan bagus walopun km foto direruntuhan perang, bawa kamu jalan2, menyelam kek, daki gunung, makan kalajengking, wisata kuliner sampe mampus, ceritain km dongeng dan sejarah, bikin tato, karoke sampe pagi juga oke. Aku lemot, tp justru bakal bikin wawasanmu tambah luas! Dan mungkin suatu saat kalo km sakit aku bisa terjemahin tulisan obat cinanya! xD Aku jg bisa ajarin kamu bahasa jawa! Bisa berenang dan nolongin kalo km tenggelam. Meski susah inget jalan, tp aku bisa ingat ultahmu, mama adek papa handai taulanmu dan hari2 penting nasional. Aku bukanlah seorang sosialita, tp aku sosial banget. Kemanapun ada kenalan, jadi km gak bakal ngerasa asing. Jangan takut aku habisin duitmu krn aku lebih suka kerja daripada gabut. Aku bisa bikin hidupmu lebih meriah dengan spontanitas dan cara berpikirku orang bilang gila(pdhl si biasa aja). Aku bisa ngelatih anjing jg walopun itu kurang penting. Aku bisa tetap tersenyum walau sering nyaris nangis dan marah2 (kecuali kalo lagi laper). Aku dapat mencintaimu 5 tahun lalu hingga 50 tahun lagi meskipun banyak cowo ganteng disini. Anjeer wkwkwk.. #pliscintiaaa #catatanalaytengahmalam #suanleba
Waktu kita berbaring di atas gemerlapnya pasir pantai malam itu , tiba- tiba kamu mengajukan pertanyaan yang selama ini masih terus kucari jawabannya; "Apa cita- citamu?" "Banyak", cuma itu saja jawabku, karena terlalu susah menjelaskan kalau aku punya segudang cita- cita gila. Misalnya, kerja di NatGeo, jadi penulis, bikin museum dongeng, tourguide , dsb. Singkatnya, banyak! Jujur, aku tidak tahu apa yang benar- benar pandai kukerjakan. Aku bahkan juga bingung kenapa aku belajar mandarin! Jadi, keinginan di atas sepertinya mustahil. Untuk beberapa saat, kita terdiam dalam keheningan sambil menatap lautan bintang yang sepertinya kurang cahaya, bersimpati pada jiwaku yang muram. Aku menoleh memandang matamu yang sedang mengangkasa, mencoba menerka apa yang kamu pikirkan. Mungkin cita- citamu, atau mantan yang baru mencampakkanmu bulan lalu. Setidaknya, sinar bulan puranama yang berpendar dikedua mata besar nan indah itu memberitahuku bahwa aku tak sendiri. Kita
Komentar
Posting Komentar