Langsung ke konten utama

Putraku, si Ande-Ande Lumut


Ada yang tau cerita "Ande2 Lumut", dongeng asal kerajaan Kediri?
Lupa?Atau gak tau?  Baiklah..baca sendiri ya disini
http://ithinkeducation.blogspot.tw/2014/07/galeri-foto-liburan.html

Tapi sekarang aku mau share sebuah lagu tentang si "Ande- Ande Lumut"



Lagu ini, sebagaimana ceritanya, ngasih tau kita. Dalam memilih apapun, sekali lagi, APAPUN, kita gak boleh sembarangan, termasuk dalam memilih pasangan hidup. Kayak si Ande- Ande Lumut, walaupun Klenting Merah(Abang) & Klenting Biru itu cantiknya U WOW banget, tapi dia malah milih Klenting Kuning yang JELEK, DATENG TERAKHIR, MANA BELEPOTAN TAI AYAM LAGI ! Kok mau?!
(Kalian akan tau kalau kalian baca ceritanya, okay?)


Banyak yang tanya kenapa aku suka lagu daerah. Oke, aku jawab sekarang! :3
Liriknya, kalau kamu beneran paham bahasanya, gak ada yang bisa terjemahin secara pas, bahkan bahasa Indo sekalipun.
Bisa dibilang, bahasa daerah adalah bahasa yang "dalam" dan "puitis". If you know what I mean :P

Misalnya, bhs Jawa,
secara garis besar dibagi menjadi 5 tingkatan (Wikipedia)
kelima tingkatan tsb dibagi lagi jadi 13
dan secara umum, dibagi menjadi 3 (nah bingung kan loe? ya uda gausa dipikirin) :''

Terus, lagu Jawa.
Pasti ada banyak dari kita yg gaktau, beropini bahwa lagu Jawa alay, identik dengan musiknya bernuasa mistis, serem, dan biasanya sih langsung dikaitkan dengan Didi Kempot.
Whatever, tapi itu karena kalian gak tau, gak mau tau, dan malas cari tau. (Kalian melewatkan sesuatu yang sangat berharga, guys!!)

Padahal lagu2 asli Indonesia itu , ASLI KEREN ABIS DAN BERBOBOT (ya kayak lagu2 lama gitu de! walopun jadul, tapi so sweet, hehehe)
Jadiiiiiiiiii, ya begitulah! Sekarang aku mau mandi! Dadah semua!

“Duh Ibu… kula inggih purun
            Duh Ibu kula kersa
            Senajan ala iku kang dadi pilihan.”
            
            Wahai Ibu saya sekarang mau
            Wahai ibu saya menyukainya
            Walau jelek wajahnya itu adalah pilihanku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mata Asing

Waktu kita berbaring di atas gemerlapnya pasir pantai malam itu , tiba- tiba kamu mengajukan pertanyaan yang selama ini masih terus kucari jawabannya; "Apa cita- citamu?" "Banyak", cuma itu saja jawabku, karena terlalu susah menjelaskan kalau aku punya segudang cita- cita gila. Misalnya, kerja di NatGeo, jadi penulis, bikin museum dongeng, tourguide , dsb. Singkatnya, banyak! Jujur, aku tidak tahu apa yang benar- benar pandai kukerjakan. Aku bahkan juga bingung kenapa aku belajar mandarin! Jadi, keinginan di atas sepertinya mustahil. Untuk beberapa saat, kita terdiam dalam keheningan sambil menatap lautan bintang yang sepertinya kurang cahaya, bersimpati pada jiwaku yang muram. Aku menoleh memandang matamu yang sedang mengangkasa, mencoba menerka apa yang kamu pikirkan. Mungkin cita- citamu, atau mantan yang baru mencampakkanmu bulan lalu. Setidaknya, sinar bulan puranama yang berpendar dikedua mata besar nan indah itu memberitahuku bahwa aku tak sendiri. Kita

Wawancara dengan Sarwendah Kusumawardhani :)

Pada kesempatan kali ini, saya dan teman saya berkesempatan mewawancarai Sarwendah Kusumawardhani, mantan pemain bulutangkis nasional yang kami temui di tempat pelatihannya di GOR SARWENDAH, Jalan Balai Rakyat. Berikut perbincangan kami. P : Selamat sore, tante. Boleh kami minta waktu sejenak untuk wawancara? J : Oh, iya. Silahkan. P : Sejak kapan tante mulai tertarik dengan dunia bulutangkis? J : Tante mulai tertarik main bulutangkis sejak umur 9 tahun. Kemudian tante mulai belajar diusia 10 tahun, dan mulai bersungguh- sungguh bermain waktu umur 15 tahun saat tante kelas 3 SMP. P : Apa yang membuat tante tertarik dengan dunia bulutangkis ? J : Tante kepengen kayak kakak tante. Dia juara bulutangkis, bahkan kakak sering dikirim keluar negeri dan ikut lomba bulu disana. Tante itu terinspirasi dari kakak. Selain itu kan, orang tua tante kan juga pemain bulutangkis. P : Oooh..Gitu ya. Apa orang tua mendukung tante ? J : Dukung ban

Promnight SMAK 7 BPK PENABUR 2013-2014, 16 Mei 2014

Ah gila! Gak kerasa SMA udah mau selesai (walopun hari ini belom tau sih lulus apa engga). Tiba- tiba udah prom aja. Nah, karena hari ini Jeje masih di Singapur, jadi iik gak nganter dan aku cari tebengan. Seperti biasa, ada dua kandidat, Geraldi dan Ryan. Tapi, berhubung aku deket sama Esther (yayangnya Aldi), jadilah Geraldi yang jadi korban. Hahahaha XP Sebenernya, promnya mulai jam 6. Tapi, namanya juga nebeng, aku ke salon nunggu Esther. Kata Esther sih, Geraldi bakal jemput dia jam 3 sore. Takut macet. Biasa... Jakarta gituloh.. -_- Jam setengah tiga aku udah sampe di My Salon dan Ester lagi didandanin. Eh, disitu aku juga ketemu sama beberapa temen SMAK 7 lainnya. Feli, Seli, & Meryl. Walah.. Pada nyalon disitu toh... Jam tiga Eteng udah selesai dandan, dan kalian tau berapa harganya?!!! 425 ribu! Aku sampe kaget! Lebih- lebih Esther. Padahal cuma rambut sama make up PAC doang. Wow~ Habis salonku buat wisuda cuma Rp 135.000 (make up sama rambut). Sekarang udah jam set