Langsung ke konten utama

Selamat Tinggal, Li Jun

Diumur dua puluh satu ini aku baru tau kenapa ada pasangan kekasih yang memutuskan untuk berpisah meskipun mereka masih saling menyayangi.
Karena hal itu... Terjadi padaku juga...
Ya, tiga bulan bukan waktu yang lama memang, masih terbilang sangat singkat, apalagi kalau dalam konteks "Hubungan Jarak Jauh". Dalam kurun waktu itulah, aku mencoba mengerti segala kesibukanmu dengan berhenti menghubungimu. Kamu bilang kamu butuh ruang dan aku sangat mengerti itu. Aku harap, dengan membebaskanmu, kamu akan tinggal, tapi nyatanya tidak. Tahukah kamu? Sejujurnya aku heran dengan diriku sendiri. Bagaimana bisa saat aku berdua denganmu tapi rasanya jauh lebih sepi ketimbang aku saat sendiri? Dan aku rasa tidak ada yang perlu dipertanyakan karena aku terlalu mengerti kamu. Tidak perlu kita bahas hal ini lagi, karena aku tahu, kamu nyatanya hanya takut "sendiri". Sendiri dalam arti "lajang", pada umurmu yang memasuki dua puluh tujuh tahun ini. Kamu sekarang hanya butuh bekerja dan mengejar mimpimu yang aku tahu, aku tidak ada di dalamnya. Tuan bunga, aku tidak akan memaksamu. Mari kita berhenti di sini dan lanjutkan hidup kita masing- masing. Janganlah kita saling mengikat hingga terasa sakit. Aku tidak menyesal mengenalmu dan aku harap kamu juga begitu. Tidak ada yang dipersalahkan, mungkin memang bukan takdir kita untuk bersama. Hiduplah dengan baik. Jangan lupa makan dan bersenang- senang! Sampai jumpa di kehidupan berikutnya! Terima kasih untuk segalanya :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mata Asing

Waktu kita berbaring di atas gemerlapnya pasir pantai malam itu , tiba- tiba kamu mengajukan pertanyaan yang selama ini masih terus kucari jawabannya; "Apa cita- citamu?" "Banyak", cuma itu saja jawabku, karena terlalu susah menjelaskan kalau aku punya segudang cita- cita gila. Misalnya, kerja di NatGeo, jadi penulis, bikin museum dongeng, tourguide , dsb. Singkatnya, banyak! Jujur, aku tidak tahu apa yang benar- benar pandai kukerjakan. Aku bahkan juga bingung kenapa aku belajar mandarin! Jadi, keinginan di atas sepertinya mustahil. Untuk beberapa saat, kita terdiam dalam keheningan sambil menatap lautan bintang yang sepertinya kurang cahaya, bersimpati pada jiwaku yang muram. Aku menoleh memandang matamu yang sedang mengangkasa, mencoba menerka apa yang kamu pikirkan. Mungkin cita- citamu, atau mantan yang baru mencampakkanmu bulan lalu. Setidaknya, sinar bulan puranama yang berpendar dikedua mata besar nan indah itu memberitahuku bahwa aku tak sendiri. Kita

Wawancara dengan Sarwendah Kusumawardhani :)

Pada kesempatan kali ini, saya dan teman saya berkesempatan mewawancarai Sarwendah Kusumawardhani, mantan pemain bulutangkis nasional yang kami temui di tempat pelatihannya di GOR SARWENDAH, Jalan Balai Rakyat. Berikut perbincangan kami. P : Selamat sore, tante. Boleh kami minta waktu sejenak untuk wawancara? J : Oh, iya. Silahkan. P : Sejak kapan tante mulai tertarik dengan dunia bulutangkis? J : Tante mulai tertarik main bulutangkis sejak umur 9 tahun. Kemudian tante mulai belajar diusia 10 tahun, dan mulai bersungguh- sungguh bermain waktu umur 15 tahun saat tante kelas 3 SMP. P : Apa yang membuat tante tertarik dengan dunia bulutangkis ? J : Tante kepengen kayak kakak tante. Dia juara bulutangkis, bahkan kakak sering dikirim keluar negeri dan ikut lomba bulu disana. Tante itu terinspirasi dari kakak. Selain itu kan, orang tua tante kan juga pemain bulutangkis. P : Oooh..Gitu ya. Apa orang tua mendukung tante ? J : Dukung ban

Promnight SMAK 7 BPK PENABUR 2013-2014, 16 Mei 2014

Ah gila! Gak kerasa SMA udah mau selesai (walopun hari ini belom tau sih lulus apa engga). Tiba- tiba udah prom aja. Nah, karena hari ini Jeje masih di Singapur, jadi iik gak nganter dan aku cari tebengan. Seperti biasa, ada dua kandidat, Geraldi dan Ryan. Tapi, berhubung aku deket sama Esther (yayangnya Aldi), jadilah Geraldi yang jadi korban. Hahahaha XP Sebenernya, promnya mulai jam 6. Tapi, namanya juga nebeng, aku ke salon nunggu Esther. Kata Esther sih, Geraldi bakal jemput dia jam 3 sore. Takut macet. Biasa... Jakarta gituloh.. -_- Jam setengah tiga aku udah sampe di My Salon dan Ester lagi didandanin. Eh, disitu aku juga ketemu sama beberapa temen SMAK 7 lainnya. Feli, Seli, & Meryl. Walah.. Pada nyalon disitu toh... Jam tiga Eteng udah selesai dandan, dan kalian tau berapa harganya?!!! 425 ribu! Aku sampe kaget! Lebih- lebih Esther. Padahal cuma rambut sama make up PAC doang. Wow~ Habis salonku buat wisuda cuma Rp 135.000 (make up sama rambut). Sekarang udah jam set