Langsung ke konten utama

DALAI LAMA VERSI NANSHIJIAO

Jadi hari ini di dalam toko, aku (kombinasi maut cina-kristen, IDUP LAGI) lagi ngelayanin mba Dwi(Kristen- Jawa), dan mba X yg lagi beli mukena. Tiba- tiba Teh Salma(ini ada ceritanya sendiri. Tp yg jelas dia Muslim-Sunda, namanya jg teteh.. :p) lari ke dalam toko terus teriak, ( TERIAKNYA KE AKU)
"MBA CYN!! Bantuin bawa kardus nomor 3 dari taksi dong!"
"OKE TEH SIP!" Eh pas aku lari ke pintu cuma bisa melongo..
Busyeeet tu taksi parkir di ujung jalan kenangan.. Jauh bener, pikirku
"LA TOKOKU CEMANA MBAAAA?!!"
Gak ada BA BI BU, Mb Dwi, Mb X langsung nyerobot keluar,
"Udah, Mba Cynthia di dalam aja, tuh di dalam lagi ada orang.."
Akhirnya ketiga mba itu gotong kardus, kurus- kurus lho mereka! Busyet! Akhirny aku juga lari bantuin gotong dari tengah jalan. Satu kekuatan orang Indonesia. SEMANGAT GOTONG ROYONG LEVEL ULTIMATE. Padahal mereka gak kenal satu sama lain!
(COBA KALAU ORANG TAIWAN DICUEKIN LU)
(COBA KALAU ORANG TAIWAN, MANA SUDI LARI KE UJUNG JALAN BUAT BANTUIN LU ANGKAT PAKET RAKSASA?!) -_-
I mean, you even don't have to ask to get help from Indonesian ppl!
(aaah...mb so sweet bangeeet -3- ai ai ai)
BRAK!
Setelah paket selamat di"geletakkan", tiba- tiba mba Salma emosinya tersulut :
"MBA TAU?! Bapak saya orang Palembang! Gaktau agamanya apa saya juga bingung! Bab*, anj*ng, (oke2 sudah teh jangan maki2...) SEMUA DIMAKAN (oh, dimakan, kirain maki2 bapaknya xD)"
"Mba tau ibu saya muslim taat! Heran saya sama orang Indonesia! Bapak saya pernah bilang:
"Kamu ya, beli makanan apapun gakpapa, tapi jangan MAKAN PUNYA ORANG LAIN.'"
(Maksudnya sih urusan kepercayaan itu urusan pribadi dengan Tuhan, bukan pribadi dengan pribadi)
#dalem #wow #amazing
Akhirnya mba2 itu malah pada belain Ahok.
"Keluarga saya di Palembang ikut jadi koordinator aksi dukung Ahok", lanjut Mba Salma.
"Sama mbak, kita kerja di sini, diperlakukan baik sama majikan yang non muslim. Yang penting hatinya mba!", teriak mba X.
"Ya Allah mba, agama tuh gak menjamin. Emang nanti Allah bakal tanya, siapa yang kamu pilih pas pemilu? Enggak mba, pasti yang diperhitungkan amalan baiknya di dunia.."
"Saya dulu gak peduli mau Indonesia dibom, korupsi terserah. Baru kali ini gak bisa tidur tiga hari gara- gara Ahok!"
"Aku ya iya mba! Mending si kafir saja mba! Lelah dengan kebejatan pemerintah yang dulu, mba"
Pokoknya ramelah di dalam toko, jadi macam orasi aja. Aku cuma mangut- mangut, mencoba mencerna komentar mereka itu. Takut salah ngomong woii...
Dari ketiga mba yang sederhana dan bukan lulusan S1 ini aku belajar banyak hal. Jadi pengen ngomong aja sama kalian yang berpikiran sempit..
Kalau kalian mau Indonesia jadi seperti "Warring States period(Spring and Autum)" nya China. (gak tau kan itu apaan? makannya baca buku, jangan otak kosong tp ngebacot), lanjutin aja saling menghujat. Bagi yang mengatasnamakan dirinya pejuang tolong mikir. Pejuang, provokator, dan perusuh itu BEDA!
Kalian tau gak sih, Indonesia itu sebenernya bangsa yang unyu, ramah, warna warni bagai pelangi, dan super kuat kalau aja masing- masing dari kita mau berdiam diri sejenak, nafas perlahan, buka telinga, hati, dan tentunya pintu maaf.
(Jangan lupakan ucapan "terima kasih" juga)
Bahkan, maaf, banyak dari kita yang berpendidikan tinggi tapi berotak udang. Kalah dengan mereka- mereka yang hanya lulusan SD tapi hatinya seluas langit. Mereka tahu hidup ini berjuang. Berjuang untuk yang lebih penting, yang lebih baik, dan untuk masa depan. So think! Makna hidup lo di dunia apa? Ngurusin SARA? Rusuh? Gak penting!
Kita bisa sama- sama angkat paket raksasa kok, dijamin beratnya gak kerasa!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mata Asing

Waktu kita berbaring di atas gemerlapnya pasir pantai malam itu , tiba- tiba kamu mengajukan pertanyaan yang selama ini masih terus kucari jawabannya; "Apa cita- citamu?" "Banyak", cuma itu saja jawabku, karena terlalu susah menjelaskan kalau aku punya segudang cita- cita gila. Misalnya, kerja di NatGeo, jadi penulis, bikin museum dongeng, tourguide , dsb. Singkatnya, banyak! Jujur, aku tidak tahu apa yang benar- benar pandai kukerjakan. Aku bahkan juga bingung kenapa aku belajar mandarin! Jadi, keinginan di atas sepertinya mustahil. Untuk beberapa saat, kita terdiam dalam keheningan sambil menatap lautan bintang yang sepertinya kurang cahaya, bersimpati pada jiwaku yang muram. Aku menoleh memandang matamu yang sedang mengangkasa, mencoba menerka apa yang kamu pikirkan. Mungkin cita- citamu, atau mantan yang baru mencampakkanmu bulan lalu. Setidaknya, sinar bulan puranama yang berpendar dikedua mata besar nan indah itu memberitahuku bahwa aku tak sendiri. Kita

Wawancara dengan Sarwendah Kusumawardhani :)

Pada kesempatan kali ini, saya dan teman saya berkesempatan mewawancarai Sarwendah Kusumawardhani, mantan pemain bulutangkis nasional yang kami temui di tempat pelatihannya di GOR SARWENDAH, Jalan Balai Rakyat. Berikut perbincangan kami. P : Selamat sore, tante. Boleh kami minta waktu sejenak untuk wawancara? J : Oh, iya. Silahkan. P : Sejak kapan tante mulai tertarik dengan dunia bulutangkis? J : Tante mulai tertarik main bulutangkis sejak umur 9 tahun. Kemudian tante mulai belajar diusia 10 tahun, dan mulai bersungguh- sungguh bermain waktu umur 15 tahun saat tante kelas 3 SMP. P : Apa yang membuat tante tertarik dengan dunia bulutangkis ? J : Tante kepengen kayak kakak tante. Dia juara bulutangkis, bahkan kakak sering dikirim keluar negeri dan ikut lomba bulu disana. Tante itu terinspirasi dari kakak. Selain itu kan, orang tua tante kan juga pemain bulutangkis. P : Oooh..Gitu ya. Apa orang tua mendukung tante ? J : Dukung ban

Promnight SMAK 7 BPK PENABUR 2013-2014, 16 Mei 2014

Ah gila! Gak kerasa SMA udah mau selesai (walopun hari ini belom tau sih lulus apa engga). Tiba- tiba udah prom aja. Nah, karena hari ini Jeje masih di Singapur, jadi iik gak nganter dan aku cari tebengan. Seperti biasa, ada dua kandidat, Geraldi dan Ryan. Tapi, berhubung aku deket sama Esther (yayangnya Aldi), jadilah Geraldi yang jadi korban. Hahahaha XP Sebenernya, promnya mulai jam 6. Tapi, namanya juga nebeng, aku ke salon nunggu Esther. Kata Esther sih, Geraldi bakal jemput dia jam 3 sore. Takut macet. Biasa... Jakarta gituloh.. -_- Jam setengah tiga aku udah sampe di My Salon dan Ester lagi didandanin. Eh, disitu aku juga ketemu sama beberapa temen SMAK 7 lainnya. Feli, Seli, & Meryl. Walah.. Pada nyalon disitu toh... Jam tiga Eteng udah selesai dandan, dan kalian tau berapa harganya?!!! 425 ribu! Aku sampe kaget! Lebih- lebih Esther. Padahal cuma rambut sama make up PAC doang. Wow~ Habis salonku buat wisuda cuma Rp 135.000 (make up sama rambut). Sekarang udah jam set